Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menjadi Musyrif Militan (Pengasuh Asrama)

Menjadi Musyrif Militan (Pengasuh Asrama)
Mendidik anak remaja yang beranjak dewasa memang tidak mudah,dimana sebagian anak akan melakukan pemberontakan dan kenakalan dalam proses pendidikan di usia remaja itu, tetapi bukan mustahil dengan cara yang tepat, mereka akan menuai pribadi yang hebat di masa mendatang. semua orangtua dan pendidik tentunya berkeinginan kuat agar anak yang dididik tumbuh berkembang bekarakter positif.

Pendidikan yang menyajikan program asrama, merupakan salah satu pilihan bagi orangtua untuk membangun karakter anak, terbentuk karakter dalam lingkungan yang terjaga terisolasi dari pengaruh dunia luar, selain itu adakalanya kesibukan orangtua yang tidak memungkinkan untuk mendampingi dan memantau anak setiap waktu, memasukkan anak menjalani pendidikan di  asrama salah satu solusi di era ini. 

Pada masa sekarang semakin banyak ditemukan lembaga pendidikan yang memiliki program asrama terutama pendidikan islam, pada umumnya masyarakat menyebutnya pesantren, lembaga pendidikan ini tumbuh berkembang di berbagai daerah terutama di daerah berpenduduk mayoritas muslim.

Pesantren menjadi harapan masyarakat sebagai benteng mempertahankan nilai -nilai pendidikan islam, namun bukan hanya itu, ada muncul sepekulasi dari banyak kalangan masyarakat menjadikan pesantren sebagai bengkel yang menggodok peserta didik menjadi lebih baik, ada berbagai tuntutan dari orangtua untuk lembaga ini.

Semua harapan dan tuntutan itu bertumpu pada Musyrif (pengasuh asrama) yang bertanggung jawab dalam mendidik dan mengasuh peserta didik di dalam lingkungan asrama, siap sedia membarengi peserta didik dalam segenap aktifitas mereka, dimulai dari mengajarkan mereka hidup mandiri, menanamkan disiplin mengatur waktu, mempersiapkan mereka untuk mengikuti kegiatan di sekolah sampai menyambut kepulangan dari sekolah, tentunya ini bukanlah tugas yang mudah.

Seorang musyrif harus benar-benar mampu menggantikan posisi orangtua peserta didik, menjaga, merawat serta melindungi mereka, jika seseorang memutuskan pilihan menjadi musyrif pengasuh di asrama, maka sebagian besar tanggung jawab orangtua akan dibebankan kepadanya.

Menjadi musyrif dalam lingkungan asrama tentunya bukan hanya bertanggung jawab mengurusi satu atau dua anak, namun sejumlah peserta didik di asrama harus diayomi dengan maksimal, lagi-lagi ini bukanlah tugas yang mudah.

Sungguh sangat ironi jika seorang musyrif hanya memposisikan diri sebagai pekerja tanpa memiliki jiwa sebagai pengasuh dan pengayom anak-anak, tentunya ouput keberhasilan pendidikan untuk mewujudkan karakter anak akan sulit dicapai.

Seorang musyrif harus menjadi Militan, istilah militan menurut para ahli adalah seseorang yang penuh semangat aktif, pejuang dan agresif serta memiliki atau menunjukkan keinginan atau kemauan untuk menggunakan metode yang tegas untuk mencapai tujuan serta optimis dan bijak dalam menghadapi permasalahan.

Ada ribuan pesantren dan sekolah berasrama (Boarding) di Indonesia, namun perhatian pemerintah terhadap pengasuh asrama masih minim, segala program pelatihan pendidikan selalu difokuskan kepada guru-guru pengajar di sekolah.

Kendatipun demikian, Seorang musyrif militan harus bisa mengupgrade kemampuan diri, mempelajari segala teori dan memahami kondisi lapangan terutama dalam menghadapi tantangan moral anak pada masa sekarang, ada banyak teori dalam mendidik, seorang musyrif militan harus menguasai itu dengan semangat mengkaji dan mengulang sehingga memiliki metode handal dalam menyajikan pendidikan, pengajaran serta bimbingan terhadap peserta didik di asrama.

Tidak boleh berdiam ditempat dan menyerah pada keadaan, itulah jiwa seorang militan.
Dalam menghadapi segala tantangan, seorang musyrif militan harus menjadikan tanggung jawab kerja sebagai amal ibadah, rutinitas sebagai musyrif menjadi amal jariyah yang memiliki efek pahala yang dahsyat, ini benar-benar harus ditanamkan dalam jati diri, sehingga segala proses kerja yang dilaksanakan bernilai ibadah, bukan semata-mata hanya sebagai prestasi kerja.

Profesi seorang musyrif merupakan posisi yang nyata sebagai pendidik,  bersentuhan langsung dengan aktifitas keseharian peserta didik, menjaga serta merawat mereka disaat sakit, memberikan perlindungan disaat mereka takut, mengurusi aktifitas hidup dari mereka tidur sampai tidur kembali.

Sejatinya, seorang musyrif memahami karakter setiap peserta didiknya, hal ini patut diperhatikan, tentunya tidak semua peserta didik bisa dibina dengan mudah atau dengan pola yang sama, karena setiap peserta didik memiliki sikap dan karakter yang berbeda, seorang musyrif militan harus mampu bersabar dalam menjalani setiap prosesnya serta tidak memaksakan kehendak.

 إِنَّكَ لاَ تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاء وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِين
 (56  : القصص )
Artinya: sesungguhnya engkau tidak dapat memberi hidayah ( taufiq ) kepada orang- orang yang engkau cintai, akan tetapi Allah memberi hidayah ( taufiq ) kepada siapa saja yang di kehendaki-Nya, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk ( al qashash : 56 )

Musyrif militan berpatri pada konsep Qudratulah, bahwa seseorang hanya bisa memaksimalkan usaha namun keputusan akhir hanya di tangan Allah Azza Wajalla, ini pemahaman penting dalam mendidik.

Musyrif militan selalu bermunajat untuk kebaikan pesera didiknya, senantiasa mendoakan mereka setiap waktu serta terus berupaya memaksimalkan diri dalam membina dan mendidik mereka tanpa ada rasa bosan atau bahkan berputus asa.

Musyrif militan adalah harapan genarasi islam dimasa depan.

1 komentar untuk "Menjadi Musyrif Militan (Pengasuh Asrama)"