Memaknai Kritik Dengan Bijak
Krtikit merupakan bentuk pandangan atau penilaian yang disampaikan terhadap suatu peristiwa atau gagasan yang sudah terimplementasikan, kritik tidak selamanya mengandung hal positif tergantung pada kapasitas personal (pengkritik) dan cara menyamapaikannya, kritik juga bisa mengandung sebuah penghinaan atau sindirian yang dikemas dengan bahasa klise.
Setiap manusia tidak terlepas dari kritik, karena manusia adalah makhluk sosial yang bergerak dan beraktifitas melakukan banyak hal, apapun profesi manusia tentu akan berhadapan dengan kritik. baik seorang Pengusaha, Pedagang, Guru Pendidik, Penceramah bahkan sebagai orangtua pun bisa mendapatkan kritik dari publik.
Dalam ranah pendidikan kritik juga sering munucul, hal ini harus dipahami para eksekutor pendidik yaitu guru, sangat disayangkan jika guru di sekolah terbeban dengan kritik atau menjadikan kritik sebagai momok yang menakutkan untuk dihindari.
Guru dalam lembaga pendidikan tentunya akan mendapatkan penilaian berupa pandangan dari berbagai pihak baik dari managemen Pendidikan Pemerintah yang melakukan suvervisi saat menemukan adanya kekeliruan pastinya akan menuai kritik, selain itu kritik bisa datang dari Kepala Sekolah, Masyarakat, Wali Murid bahkan dari Murid sendiri.
Ustazah Asnidar
Guru Pengasuh Al-Fityan School Aceh
Memaknai Kritik Dengan Bijak Bagi Seorang Guru
Guru adalah pelayan pendidikan bagi muridnya, menjadi guru bukan soal mampu atau tidak namun harus ada kesiapan diri dalam menghadapi segala probelamtika dalam proses pendidikan.
Seorang guru harus bijak dalam menerima kritikan dan berupaya menjadikan kritik itu sebagai motivasi membangun untuk menjadi lebih baik, suatu kesalahan jika guru memaknai kritik sebuah problem.
Sebagai pelayan pendidikan dalam prosesnya ada masa bagi guru mendapat kritik dari orangtua murid seperti sikap, bahasa komunikasi, pelayanan dan lain-lain, guru harus bijak menghadapi ini, bukan menghindar atau melakukan perlawanan.
Bagaimana Cara Bijak Menghadapi Kritik.?
1. Optimis
Umumnya kritik datang dari orangtua murid, hal ini bisa muncul dari pengaduan murid yang merasakan ada suatu ketidaknyamanan yang ia dapat dari gurunya, seperti merasa diperlakukan tidak adil, dihukum berat, dimarahi atau tidak mendapat pelayanan pendidikan yang maksimal.
Saat guru mendapat protes kritik dari orangtua murid, seorang guru harus optimis memangdang hal ini dengan positif thinking, menanggapi kritik dengan baik kemudian melakukan cross chek berdasarkan pengaduan murid, jika ternyata terdapat kesalahan dari persnonal guru maka sampaikanlah permohonan maaf dan akan memperbaiki serta mengucapkan rasa terimakasih, dan jika pengaduan murid tidak benar maka sampaikanlah dengan bahasa yang bijak.
Intinya optimis dalam menghadapi segala kritikan, tidak emosional apalagi menghindar karena itu tidak akan menghasilkan solusi apapun.
2. Kuatkan Tekad dan Tidak Nekat
Dalam menghadapi kritik, guru harus menguatkan tekad diri sebagai seorang pendidik, sehingga siap sedia dalam segala tantangan, kembali lagi seperti penjelasan diatas bahwa profesi pendidik bukan hanya soal kemampuan namun juga kesiapan.
Terkadang dalam menghadapi kritik guru tergesa-gesa atau panik dalam penyelesaian atau menemukan solusi, hal perlu dipahami bahwa segala sesuatu butuh proses dan tidak boleh nekat terburu-buru untuk membela diri.
Dalam prose pendidikan tidak semua kritik itu datang disebabkan kesalahan pribadi guru, adakalanya kesalah pahaman antar murid dengan guru atau antar rekan guru lainnya, dalam menyelesaikan hal ini harus dengan mantap tidak nekat tergesa-gesa sehingga menjadikan efek negatif dari pandangan wali murid.
3. Sabar dan Tawakkal
Kiritik dalam bentuk protes terkadang dibalut dengan emosional datang dari wali murid, hal ini lumrah terjadi. selain optimis, guru harus memiliki kesabaran yang kuat, memberikan waktu kepada wali murid untuk menyampaikan segala kritiknya dan siap mendengarkan dengan baik.
Adakalanya guru tidak sabar menghadapi sikap wali murid yang tempramen atau emosional, ingin cepat-cepat menanggapi untuk membela diri, ini merupakan sikap yang salah, sebagai guru kita harus memahami bahwa setiap orangtua atau wali murid memiliki kepribadian dan kondisi keluarga yang berbeda-beda selain itu kita harus yakin bahwa wali murid memiliki maksud yang baik untuk anaknya.
Terkadang ketidaksabaran menuai penyesalan bagi seorang guru, berdebat argumen dengan wali murid dan ternyata kesalahan ditemukan pada pelayanan lembaga, sehingga memunculkan hubungan yang tidak baik antara guru dan lembaga pendidikan tempat ia bekerja.
Selain sabar, guru juga harus berserah diri kepada sang khaliq tatkala menghadapi kritik, terlebih lagi pada lembaga pendidikan islam, terkadang satu kritik wali murid dapat menggoncangkan satu atap yayasan lembaga pendidikan. pada penyelesaiannya guru harus bersandar kepada pertolongan Allah, bermunajat berdoa meminta solusi jalan keluar, hal iini sudah sepatutnya dilakukan guru terlebih lagi jika kritik tersebut mengandung fitnah atau tuduhan yang tidak benar.
4.Muhasabah Diri
Tidak ada guru yang sempurna, dalam proses mendidik tentu ada hal yang terlupakan atau kelalaian yang tidak disengajakan dan itu menuai protes dari atasan, kepala sekolah, wali murid dan bisa jadi datang dari rekan kerja.
Terimalah segala kritik dengan lapang dada dan mengakui kesalahan itu serta ada i'tikad untuk perbaikan dikemudian hari.
Jika seorang guru gengsi, tidak mengakui kesalahan atau bahkan berdalih melimpahkan kesalahan kepada orang lain maka tentunya hal ini akan menuai permasalahan baru.
Kesimpulan
Jika tidak siap menghadapi kritik maka janganlah menjadi guru, jangan menjadi pendidik, jangan menjadi pengasuh atau jangan menjadi pekerja. pada hakikatnya kritik itu bisa dimaknai dengan positif meskipun orang yang mengkritik melontarkannya dengan maksud negatif.
Guru yang tidak mau dikritik tentu akan terus mendapati masalah dalam hidupnya sebagai pengajar atau pendidik akan terus mengalami kegelisahan dan mencari-cari cara untuk pembenaran diri.
Guru yang enggan menerima kritik adalah sikap kesombongan dan tidak akan bertahan lama dalam lingkungannya, tampak pada lembaga pendidikan diberbagai sekolah di belahan dunia, Guru yang bertahan dan konsisten dalam kurun waktu yang lama adalah Guru yang siap menerima kritik.
Kita mungkin terkadang tidak menyadari bahwa kritik dari manusia yang dialamatkan kepada kita bisa jadi datang dari Allah yang menegur kita melalui makhluknya.
-----------
Sumber : Asnidar, SH.I
Penulis: Andika Novriadi, M.Ag
Posting Komentar untuk "Memaknai Kritik Dengan Bijak"
post komentarmu...