Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Biografi dan Kisah Uwais Al Qarni

MEDIA LITERASI - Tidak dikenal di Bumi namun Sangat terkenal di langit, para melaikat mengagungkan dan memuliakannya. Inilah julukan yang tepat kerap diutarakan para ahli sejarah islam tentang kisah Uwais Al Qarni, Siapakah Uwais Al Qarni.? Apa keistimewaannya.? dari manakah asalnya.? bagaimanakah kisahnya.? baca terus artikel ini sampai habis.

Kisah Hidup Uwais Al Qarni

Biografi dan Kisah Uwais Al Qarni

Uwais Al Qarni adalah seorang pemuda yang berasal dari negeri yaman, ia sudah memeluk islam saat Nabi Muhammad Saw mengirim para sahabat untuk berdakwah di negeri yaman, ketaatannya sangat kuat terhadap islam dan kecintaannya terhadap Rasulullah sangat luar biasa, dia sangat ingin bertemu dengan Nabi yang ia cintai namun ia tidak bisa meninggalkan tanah yaman karena ia harus merawat ibu kandungnya.

Uwais Al Qarni tidak memiliki saudara dekat, tidak ada ahli sejarah menyatakan secara pasti siapa nama ayah kandungnya namun ia dikenal dengan anak yatim, ia mengasuh ibunya seorang diri dengan kondisi ibu yang sudah tua, sakit-sakitan dan buta penglihatannya. Uwais Al Qarni merawat ibundanya dengan penuh kecintaan.

Uwais Al Qarni sudah terbiasa dengan kehidupan zuhud, pekerjaannya sehari-sehari mengembala untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama ibunda. suatu hari Uwais Al Qarni pernah terjangkit penyakit kusta namun dengan penyakit itu dia tetap kuat dalam ibadahnya dan terus bekerja, dalam doanya ia meminta kesembuhan namun tidak seluruh tubuhnya, melainkan ia memohon kepada Allah untuk meninggalkan sisa penyakit sebesar logam dibagian tubuhnya agar ia bisa selalu mengingat penyakit itu.

Merindukan Rindu Rasulullah

Setiap ia mendengar berita dari masyarakat yaman yang baru pulang dari madinah mereka menceritakan sudah bertemu dengan Rasulullah kerinduan Uwais Al Qarni terhadap sang nabi semakin kuat, ia senantiasa berharap dapat dipertemukan dengan Rasulullah, namun ia tidak rela meninggalkan ibunya.

Dikisahkan pernah suatu hari sampai berita ke yaman bahwa Rasulullah dan para sahabat terdesak di perang uhud, Rasulullah mengalami luka hingga giginya patah karena dilempari dengan batu oleh musuh, mendengar berita itu Uwais Al Qarni memukul-mukul giginya dengan batu hingga patah, ini merupakan kuatnya cintanya terhadap Rasulullah meskipun ia belum prnah bertmu.

Berangkat Ke Madinah

Karena kerinduan kepada Rasulullah sangat membara dia memberanikan diri meminta izin kepada sang ibunda untuk berangkat pergi ke madinah, namun dalam hatinya ia hanya berpegang teguh pada keputusan sang ibu, jika ibu tidak mengizinkan maka iapun tidak akan pergi, ternayat ibunya memaklumi keinginan Uwais Al Qarni, ia memberi izin namun meminta kepada anaknya itu untuk segera kembali ke yaman jika sudah selesai urusannya di madinah.

Uwais Al Qarni pun mengiayakan dan meyakinkan ibunya, sebenarnya ia juga sangat khawatri meninggalkan sang ibu seorang diri dengan kondisi sudah uzdur tentu sangat membutuhkan banyak bantuan untuk beraktifitas. 

Tibalah saatnya, disuatu hari iapun telah bersiap untuk memulai perjalanan ke madinah, setelah mengecup kening sang ibu Uwais Al Qarni berangkat pergi ke madinah, selama di perjalanan dia sangat semangat dan bergembira, ia membayangkan akan bertemu bertemu dengan orang yang telah ia rindukan selama ini

Dalam catatan sejarah, banyak rintangan yang dialami Uwais Al Qarni di perjalanannya menuju madinah, sampai ia kehausan di padang pasir dan untanya juga mati di tengah teriknya matahari, namun dengan izin Allah, Uwais Al Qarni sampai di madinah.

Sampai di Kota Madinah

Uwais Al Qarni sangat bergembira saat melihat pintu gerbang madinah dengan penuh semangat ia memasuki kota madinah dan langsung menanyakan kediaman Rasulullah kepada siapa saja orang ia temui, dalam kisah lain diceritakan bahwa Uwais Al Qarni langsung menuju rumah Rasulullah yang berada di dekat masjid, saat menegtuk pintu ia bertemu dengan anak Rasulullah yaitu Saayidah Fathimah. setelah menyampaikan maksud dan tujuannya, betapa terkejutnya Uwais Al Qarni setelah mendengar bahwa Rasulullah tidak berada di madinah melainkan sedang di medan perang.

Dengan penuh kekecewaan ia berdiri sejenak di depan mesjid memandang tempat para sahabat sholat dan memperhatikan sebuah tempat tinggi dalam benaknya ia membayangkan Rasulullhah berdiri disana.

Sepanjang hari ia menunggu, namun ia juga mengkhawatirkan ibunya di yaman, sangat tidak mungkin ia menuggu sampai Rasulullah pulang dari medan perang. Uwais Al Qarni terus terbayang wajah sang ibu, namun ia juga sangat ingin bertemu rasulullah.

Uwais Al Qarni sudah melalui berbagai rintangan untuk sampai di madinah, iapun mulai gundah apakah harus menunggu Rasulullah tiba di madinah atau kembali pulang ke yaman, namun ia tidak bergegas melepaskan diri dari kegundaha itu, dengan hati yang kuat ia memilih untuk kembali ke yaman menemui ibunya.

Pujian Untuk Uwais Al Qarni 

Sepulang dari medan peperangan Rasulullah langsung menanyakan tentang orang yang mencarinya dan Sayyidah membenarkannya, Rasulullah bersabda "Uwais Al Qarni  adalah anak yang sangat taat kepada ibunya, ia adalah penghuni langit, sangat masyhur namanya di langit.

Dalam Hadits lain Rasulullha bersabada " jika kalian berjumpa dengan Uwais Al Qarni, perhatikanlah di telapak tangannya ada tanda putih" kemudian Rasulullah Saw memandang kepada Ali bin Abi Tahlib dan Umar Bin Khattab, seraya mengatakan "jika suat saat nanti kalian bertemu dengannya mintalah doa dan istighfarnya dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni bumi.

Uwais  Al Qarni Bertemu Umar Bin Khattab

Pada masa sepeninggal Rasulullah, kekhalifahan islam dipimpin Abu bakar namun Uwais Al Qarni tidak pernah datang ke madinah, namun pada masa kepemimipinan Umar Bin Khattab, ia selalu sibuk menanyakan kepada setiap kafilah yang datang dari yaman "adakah Uwais Al Qarni bersama kalian."

Setelah beberapa kali umar melakukan itu, pada suatu hari ia benar-bernar bertemu dengan Uwais Al Qarni, ia dengan cermat memperhatikan penampilan Uwais Al Qarni sesuai dengan yang disabadakan Rasulullah. Dikisahkan pertemuan dengan Uwais Al Qarni bersama Umar bin khattab ditemani oleh Ali bin Abi thalib. keduanya meminta mereka langsung meminta doa dan istighfar dari Uwais, pada awalnya Uwais menolak namun karena desakan Umar dan Ali maka iapun mengadahkan tangganya dan kemudian beristighfar.

Uwais Al Qarni Wafat

Setelah pertemuan dengan Umar Bin Kahttab dan Ali Bin Abi Thalib, Uwais Al Qarni tidak terdengar lagi beritanya, sebenarnya saat berteu Umar ia ditawarkan untuk tinggal di madinah dan akan dipenuhi segala kebutuhannya, namun ia menolak.

Sebagian besar ahli sejarah bersepakat bahwa Uwais Al Qarni wafatnya di Yaman, namun tidak ada yang tahu persis tanggal dan tahunnya, wafatnya Uwais Al Qarni inipun sangat unik. Tampak begitu banyak orang yang mendatangi rumahnya, para tokoh agama mengurusi proses memandikan dan mengkafani dan luapan masyarakan beramai-ramai menyolati jenazahnya.

Masyarakat Yaman mengenal Uwais Al Qarni hanya seorang fakir dan tidak ada keistimewaan pada status sosialnya, ia juga bukan dari kalangan keturunan bangsawan. 

Uwais Al Qarni bukan seorang Nabi, bukan pula sosok ulama besar namun dengan keteguhan hati, prinsip hidup serta ketabahan dalam mengasuh ibunya, ia mendapat tempat kemuliaan, meski tidak terkenal di bumi namun bagi penghuni langit Uwais Al Qarni sangat terkenal dimuliakan.

Posting Komentar untuk "Biografi dan Kisah Uwais Al Qarni"