Sejarah Munculnya Hadist Palsu
Menurut beberapa pakar Sejarah Peradaban Islam dan ilmuan islam yang konsen dalam pengkajian Uluumul Hadist, menyatakan bahwa hadits palsu muncul pada masa sepeninggal Khalifah Utsman Bin Affan, tepatnya dekade keempat dari tahun hijriyah
Berdasarkan catatan sejarah, Khalifah Utsman Bin Affan wafat dibunuh oleh kaum khawariz yang menyatakan tidak senang terhadap pemerintahan Utsman pada saat menjabat sebagai khalifah, sederetan konflik kerap terjadi antar ummat islam, padahal jika ditelisik lebih mendalam konflik-konflik itu sengaja diciptakan oleh orang diluar islam dan kaum munafik.
Sepeninggal Usman Bin Affan banyak bermunculan kelompok-kelompok politik, adapun orang pertama atau kelompok pertama yang membuat hadits palsu berasal dari kelompok-kelompok politik itu sendiri.
Mereka melakukan hal itu untuk mendukung pendapat sesuai dengan nafsu dan pemirikan mereka
Sepeninggal Usman Bin Affan, kekhalifaham dipimpin oleh para Ali bin Abi Thalib, pada masa ini banyak aktor politik yang berupaya mencari-cari dalil untuk membuat kekacauan ditengah-tengah kaum muslimin
Jika dari ayat Al-Qur'an mereka tidak mendapatkan dalil yang cocok, maka mereka mulai mencari hadits untuk bahan dalil.
Namun, karena tidak ada hadits nabi yang dapat mendukung pendapat dan pemikiran mereka, maka mereka mulai mengarang-ngarang kalimat yang disematkan kepada Nabi, kalimat-kalimat iniah sumber dari hadits palsu.
Diketahui situasi pada masa itu, dimana ummat muslimin masih menyisakan kesedihan atas kepergian Nabi Muhammad Saw, sehingga jika saja ada orang yang menyatakan informasi terkait perkataan yang dulunya pernah diucapkan Nabi, mereka sangat tersentuh dan berdiri bulu roma apabila mendengar sabda Nabi Muhammad Saw.
Kaum aktor politik memanfaatkan situasi ini, dengan menciptakan hadits-hadits palsu dengan itu mereka dapat melakukan berbagai manuver untuk membuat keonaran.
Sumber dan Contoh Hadits Palsu
Pada masa Ali bin Abi Thalib menjabat sebagai khalifah, ada kelompok politik fanatisme yang begitu teguh pendiriannya mengultuskan (memuliakan) Khalifah Ali bin Abi Thalib.
Menciptakan suasana pemikiran seakan-akan Ali bin Abi Thalib merupakan sosok yang patut dimuliakan setelah Nabi Muhammad Saw tanpa memandang sahabat lain atau khalifah sebelum Ali, ini merupakan fanatisme buta.
Mereka membuat hadits palsu yang bunyinya seperti ini :
Aliyyun khairul basyar, faman ankara faqad kafara
Artinya : Ali adalah sebaik-baiknya manusia, barang siapa yang tidak percaya, dia telah kafir
Seiring bergulirnya waktu, pemalsuan hadits terus menerus bermunculan diberbagai bahasa, bahkan sampai merasuk pada kalangan kelompok tasawuf atau kaum sufi, sehingga terjadilah berbagai perbedaan-perbadaan dari praktik ibadah dan amalan.
Logika Berfikir
Pada masa dahulu, orang- orang yang ingin mendapatkan ilmu maka harus ditempuh dengan cara berguru, mendatangi suatu daerah kemudian menggali ilmu dengan mendekati alim ulama.
Penyebaran ilmu juga tidak dapat dibendung masa itu, penyampaian seorang alim ulama kepada seseorang kemudian tersampaikan ke masyarakat luas, terkadang pada prosesnya kerap terjadi distorsi atau pengurangan penjelasan sehingga banyak yang gagal paham pengamalan.
Selain itu, sangat banyak orang diluar islam atau kaum munafik yang merong-rong ingin menghancurkan pemerintahan islam, dengan berperang mereka tidak mampu melawan pasukan muslimin, maka dengan membuat konflik antar sesama muslim merupakan strategi jitu.
Hadits palsu adalah alat untuk memecah belah ummat islam, menciptakan perselisihan atau perseteruan antar kaum muslimin, itulah yang mereka inginkan.
Bahayanya Hadits Palsu
Selain dapat digunakan untuk memecah belah ummat islam, hadits palsu juga dapat menghancurkan keimanan, dengan hadits palsu yang dikarang-orang maka terwujudlah praktik ibadah yang menyimpang.
Bagi kaum awam yang tidak memiliki wawsan dalam menelah kesahihan hadits, mereka menerima saja jika dikira itu nyaman diamalkan tanpa berfikir itu benar-benar ibadah yang disyariatkan Nabi Muhammad Saw.
Jika suatu ibadah sudah melekat terhadap masyarakat secara turun temurun maka tentunya sangat sulit untuk dihapuskan, bahkan mereka melawan keras kepada siapa saja yang berani mempersoalkan itu.
Memberantas Hadits Palsu
Setelah terjadinya penyebaran hadits-hadits palsu selama beberapa generasi maka pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz dilakukan kodefikasi hadits.
Kodefikasi dilakukan dengan membentuk kelompok terdiri dari para ahli alim ulama untuk melakukan pengumpulan, penulisan dan pembukuan hadits, sehingga buku-buku itu dapat digunakan ummat islam sebagai sandaran dalam penggunaan hadits.
Selain itu, telaah hadits juga semakin dikokohkan untuk mencari dan menemukan keaslian hadist dengan metode-metode dan instrumen seperti yang tertuan dalam kajian musthalahul hadits
Pada masa ini hadits palsu tidak lagi bermunculan namun hakikatnya tidak bersih seratus persen, atinya masaih terdapat diberbagai wilayah atau daerah yang masih berpatri pada hadits-hadits palsu yang sudah mereka terima sebelumnya.
Hadits Masa Sekarang
Hadits palsu tetap masih ada dimasa sekarang namun dengan pola berbeda. Segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw namun tidak berdasarkan kebenaran atau dibuat-buat itu merupakan hadist palsu.
Begitu banyak kisah-kisah atau pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan Nabi Muhammad Saw disampaikan dalam ceramah atau khutbah namun ternyata tidak sesuai dengan sirah atau konteks sebenarnya.
Meskipun pernyataan itu mengandung nilai positif seperti menyeru kepada kebaikan namun tetap saja tidak dapat diposisikan derajatnya sejajar dengan pernyataan dalam hadits Nabi Muhammad Saw
Posting Komentar untuk "Sejarah Munculnya Hadist Palsu"
post komentarmu...