Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Saatnya Guru Pesantren Berkarya Dengan Tulisan

Saatnya Guru Pesantren Berkarya Dengan Tulisan

Ada banyak manfaat yang dapat dituai jika membiasakan diri dengan menulis, diantaranya menguatkan daya ingat dan merekonstruksi temuan atau gagasan-gagasan.

Seseorang bisa menulis tentang apapun yang ia senangi, jika tulisan itu bersentuhan dengan pengetahuan tentunya akan menghasilkan manfaat yang dapat dinikmati publik.

Pentingnya Penulis Berlatar Belakang Pesantren

Dimasa sekarang ini begitu banyak tantangan pendidikan dan permasalahan sosial di masyarakat disertai pengembangan opini yang terkadang memuat narasi menyudutkan islam dan ironinya terkadang lembaga pendidikan islam tak luput dari serangan oknum yang notabenenya belum memahami ruang pendidikan di internal pesantren

Pada persoalan inilah dibutuhkan sosok penulis dan jurnalis santri berlatar belakang pendidikan pesantren yang sudah terdidik dengan berbagai disiplin ilmu.

Peran mereka sangat diperlukan dalam memuat karya tulis untuk mengedukasi masyarakat dan membela agama serta lembaga pendidikan pesantren.

Literasi Dilingkungan Pesantren

Diberbagai tingkatan pendidikan formal, literasi sudah mulai digerakkan dengan capaian mendongkrak kemampuan peserta didik dalam mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, seperti membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/ atau berbicara.

Dilingkungan Pondok Pesantren dalam sistem pendidikannya telah menerapkan sebagian besar dari konsep literasi, akan tetapi dalam sektor menulis masih sangat minim.

Sejatinya santri perlu dikader untuk menghasilkan karya tulis sebagai lanjutan dari kemampuannya dalam membaca, berbicara dan menyimak syarah guru.

Dimulai Dari Guru
Mendongkrak minat dan semangat santri dalam aktivitas menulis tentunya bukanlah perkara mudah, tidak cukup dengan sekedar menghadirkan motivator dalam seminar dan mengkaji materi tutorial saja, namun juga harus dibarengi dengan pergerakan langsung yang dilakukan oleh guru pesantren itu sendiri.

Jika guru-guru di pesantren mampu dan terbiasa membuat karya tulis seperti artikel, cerita pendek, narasi berita, anekdot, puisi dan lain sebagainya, semua itu ditampilkan melalui media Mading (Majalah Dinding Pesantren) sehingga dapat dinikmati kalangan santri sejatinya hal itu berpotensi mendongkrak minat dan semangat santri untuk menulis.

Di era digital saat ini, begitu banyak media online yang dapat dijadikan sebagai wadah untuk menuangkan hasil karya tulis, seperti website, media sosial dan situs penyedia karya tulis lainnya sehingga karya-karya itu dinikmati masyarakat luas.

Terlebih lagi jika ternyata sang guru dapat menghasilkan karya besar seperti novel, antologi, ensiklopedia dan lain sebagainya tentu hal ini akan melahirkan rasa kebanggan tersendiri bagi kalangan santri.

Harus Dimulai Walau Harus Dengan Keterbatasan

Sejatinya, Pondok Pesantren itu memiliki sejuta kisah, didalamnya kaum santri menjalani aktitvitas kehidupan, artinya ada banyak hal-hal menarik yang dapat diungkapkan kepada publik melalui tulisan.

Akan lebih inspiring lagi tentunya jika disajikan dengan narasi yang mengandung materi pendidikan yang diajarkan dilingkungan pesantren.

Setiap pesantren dari sejumlah santri yang berada didalamnya umumnya terdapat sosok yang berbakat atau suka menggoreskan pena dalam membuat cerita atau karangan, disinilah perlu hadirnya pesantren untuk melakukan publikasi kepada publik.

Hal ini tentunya harus melalui tahapan bimbingan sehingga hasil karya yang dipublikasikan sesuai dengan norma-norma pesantren.

Mempublikasikan karya santri secara online tidak harus dengan melalui website profesional seperti lembaga-lembaga pendidikan ternama atau perguruan tinggi. Pesantren dapat menggunakan website/Blog gratis atau media sosial.

Ada banyak manfaat jika pesantren eksis memberitakan aktivitas atau agenda yang terlaksana dilingkungan pesantren begitupula pergerakan yang dilakukan oleh pengelola pesantren dalam berbagai sektor seperti agenda dakwah, sosial dan lain-lain

Sehingga masyarakat umum mengetahui dan teredukasi melalui sajian narasi yang dibaca

Begitupula dengan karya dalam bentu paper, tidak harus menunggu pesantren memiliki bangunan mading, tempat khusus seperti pojok baca atau gedung perpustakaan. Cukup dengan memberdayakan lokasi yang kondusif dilingkungan pesantren.

Semakin Berkembang Semakin Baik
Jika santri pesantren diberikan wadah dan peluang untuk mempublikasikan karyanya tentu hal ini akan memberikan energi postif dan semangat untuk menuangkan gagasan dan pemikirannya sehingga aktivitas menulis digemari dan disukai.

Untuk menghasilkan karya tulis yang baik, tentunya harus memiliki kemampuan dalam penggunaan bahasa dan kalimat yang relevan, hal ini akan dapat dicapai jika sudah terlaksana pembiasaan.

Dapat disimpulkan bahwa dengan melalui berbagai pengalaman menulis serta tekun dalam menguasai polanya maka seiring berjalannya waktu hasil karya tulis itu akan semakin berkembang dan semakin membaik.

Setelah berceramah dan memberi nasehat dihadapan santri, mari tuangkan isi ceramah dan nasehat itu melalui tulisan, mari dimulai dari sekarang

Posting Komentar untuk "Saatnya Guru Pesantren Berkarya Dengan Tulisan"