Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penyesalan Alumni Pondok Pesantren

Penyesalan Alumni Pondok Pesantren

Terlepas dari belenggu aturan yang mengikat selama bertahun-tahun dan beruforia merayakan kebebasan. Fenomena ini lumrah terjadi dikalangan santri pesantren yang baru saja dinobatkan menjadi alumni.

Namun, ini hanya sekedar kesenangan sesaat

Semuanya akan dihadapkan dengan tututan dan tanggung jawab besar dilingkungan masyarakat, pergaulan dan keluarga.

Setelah meninggalkan pesantren, seorang alumni yang tinggal di rumah bersama keluarga dan beraktivitas dilingkungan masyarakat tentu dirinya akan menjadi sorotan dengan penilaian negatif jika ia tidak mampu menunjukkan ekesistensi diri layaknya alumni pesantren yang telah terdidik dan terbina akhlak serta budi pekertinya.

Bermalas-malasan menghabiskan waktu dengan hal-hal yang tidak bermanfaat, keluar rumah pergi untuk berjalan-jalan atau nongkorong bersorak-sorak bersama teman-teman, berpenampilan tidak mencerminkan sosok santri. Fenomena ini justru berpotensi merusak citra dirinya sendiri.

Bagi sebagian alumni pesantren tidak terlalu memperdulikan hal ini dengan dalih alasan ingin menikmati kebebasan namun tanpa disadari ia telah menciderai masa depannya, mengecewakan hati orangtuanya dan menciptakan penilaian buruk dari orang-orang sekitarnya.

Semua Ingin Sukses

Sejatinya, semua alumni pesantren itu ingin meraih kesuksesan meskipun masih terbelunggu dengan kebingungan kesuksesan seperti apa yang ingin diraih dan tidak tau harus memulai dari mana untuk melangkah menuju sukses itu.

Seharusnya, menggunakan waktu sebaik mungkin untuk belajar dan membuat planning untuk masa depan

Namun, ironinya rasa ego terkadang mengalahkan segalanya, bahkan tidak memperdulikan dirinya yang pernah terdidik menjadi santri berada

Kini, berperilaku sesuka hati karena telah mendapati kebebasan, terlebih lagi bagi mereka memiliki orangtua yang tergolong berada diperlakukan dengan manja segala keinginannya terpenuhi.

Penyesalan Datang Terakhir

Pola fikir sekarang saat baru tamat dari pesantren dengan situasi pemikiran 4-8 tahun kedepan tentu berbeda. 

Penyesalan terbesar bagi alumni pesantren adalah ketika orangtua pergi (meninggal dunia) sementara ia belum siap untuk menopang kehidupannya secara mandiri, keberadaannya tidak dihargai dan tidak mendapat penghormatan dari masyarakat sebagai orang terdidik.

Bagaimanapun ia sudah diketahui dan dikenal publik sebagai alumni pesantren, justru dengan latar belakang itulah landasan orang-orang sekitar menilai dirinya. 

Berpaling dari haluan pesantren tidak akan pernah menghantarkan dirinya pada titik sukses bahkan semakin mematikan langkahnya untuk mencapai impian.

Akhinya, menyesali keadaan dan mempersalahkan diri dengan pernyataan "kenapa hidupku seperti ini dan nasibku begini"

Suatu pernyataan yang tidak akan merubah apapun, segalanya sudah terlambat, dirinya seperti barang rongsokan yang tidak berguna berada ditengah-tengah masyarakat.

Logika Berfikir

Tamat dari pesantren tidak harus berprofesi menjadi figur atau tokoh agama, tidak mesti menjadi ustad ustazah atau guru ngaji, sejatinya tidak ada batasan untuk sebuah cita-cita.

Meraih masa depan menjadi seorang penguasaha, politisi, dosen, tentara, polisi atau profesi apapun segalanya dapat diraih kaum alumni pesantren, namun tidak melepas dirinya sebagai orang yang terdidik di pesantren.

Jika sikap dan perilaku dapat dipertahankan maka langkah demi langkah ia akan semakin mendapati kemudahan untuk meraih masa depan.

Namun kebalikannya, segala impian hanya sekedar hayalan semata.

Seorang alumni pesantren yang melanjutkan studi diperkuliahan berbaur dengan mahasiswa lain dari berbagai latar belakang pendidikan, namun ternyata diketahui ia tidak disiplin beribadah, berpakaian urak-urakan, berbicara tidak sopan dan akhlaknya buruk maka secara sengaja ia sudah mencipkatan penilaian negatif terhadap dirinya.

Sama halnya disaat ia berada dilingkungan masyarakat maka iapun akan tercemoohkan, sulit mendapatkan kepercayaan dari orang lain dan parahnya usaha yang ia bangun tidak pernah mendapatkan perhatian terlebih lagi dukungan.

Kecerdasan Berfikir

Andaikata kamu seorang bos di sebuah perusahaan atau menduduki suatu jabatan yang memiliki kekuasaan. Kamu mendapati seorang bawahan pekerja dalam CV/Biodatanya ia adalah sosok alumni pesantren namun sikap dan perilakunya bertolak belakang dari pendidikannya. 

Maka dapat dipastikan kamu tidak akan pernah memberikan kepercayaan kepadanya bahkan untuk sekedar menghormatinya pun kamu merasa enggan

Begitulah dengan pribadimu sendiri, bertahun-tahun menjalani pendidikan di pondok pesantren, namun ternyata tidak ada bedanya dengan orang-orang yang tidak pernah pondok, cara bicara dan cara berpakaianmu sangat jauh dari norma-norma islam. Maka dengan itu kamu sudah menghancurkan masa depanmu sendiri.

Tidak hanya itu, bahkan orangtua dan keluargamu pun akan terkena dampak imbas dari kritik masyarakat.

Mirisnya, sampai disini masih banyak alumni-alumni pesantren yang tidak sadar, mereka berpegang pada prinsip "untuk apa peduli dengan penilaian orang, toh hidupku aku sendiri yang menjalani"

Tidak ada yang salah dengan prinsip itu, namun tempatnya tidak tepat.

Andaikata kamu berfikir jernih, berperilaku seperti yang diajarkan di pesantren, dispilin seperti yang dibina dilingkungan pesantren dan konsisten berpegang teguh mengedepankan akhlak maka hidupmu akan terus menerus akan semakin membaik.

Tentunya dan dapat dipastikan orangtua dan keluargamu sangat berbahagia dan berbangga hati.

Kesimpulan : Persiapkan Dirimu

Apa yang kamu upayakan dimasa sekarang adalah tolak ukur kondisi hidupmu dimasa depan, tidak ada kesuksesan yang instan segalanya melalui ilmu pengetahuan dan kerja keras disertai integritas diri.

Bangunlah integritasmu dimasa sekarang, sejak kakimu melangkah meninggalkan pesantren agar kamu tidak menyesal dikemudian hari.

Apa yang difikirkan orang-orang yang mengenalmu disaat mereka mendengar namamu disebut atau disaat mereka mengingatmu, itulah integritas dirimu.

Membangun integritas dilihat dari sikap dan perilaku yang kamu tampilkan selanjutnya bakat dan potensi yang melekat pada dirimu yang diketahui publik sehingga kamu dikenal dan relasimu semakin meluas. Semua hal ini yang akan mengantarkankanmu pada kesuksesan.

Posting Komentar untuk "Penyesalan Alumni Pondok Pesantren"